New Executive Director

Bpk. Oktavianus Yudistira


Pensiun di usia muda ...
Momen penyerahan 1 unit mobil Honda all New CRV kepada Bpk. Oktavianus Yudistira (seorang lulusan S2 dari Inggris), saat beliau mencapai level Diamond Director Oriflame Indonesia.

OKTAVIANUS YUDISTIRA, SE, Msc ( MAHASISWA ) - INDEPENDENT EXECUTIVE DIRECTOR ORIFLAME

"VVIP FAMILY BUSINESS COMMUNITY telah merubah kehidupan saya. Apartemen, mobil mewah dan penghasilan puluhan juta setiap bulan telah saya peroleh. Saya juga bisa membahagiakan kedua orang tua saya dengan mengajak mereka jalan-jalan keluar negeri 2 kali dalam setahun. Kalau saya bisa, andapun pasti bisa"

Saya bergabung di bisnis ini sejak 1994, pada saat saya baru masuk kuliah di salah satu Universitas terkemuka di Surabaya. Pada awalnya, saya tidak serius menjalankan bisnis ini karena saya berpikir bahwa “Yang penting sekolah dengan rajin, dapat nilai baik, maka masa depan pasti terjamin”. Jadi, selama 2 tahun pertama, saya tidak serius menjalankan bisnis ini. Pada sekitar tahun 1996, saya diajak oleh sahabat saya untuk melamar kerja sebagai asisten. Saya berpikir bahwa tidak ada salahnya bekerja sebagai asisten, karena pengalaman ini dapat saya cantumkan di “CV saya” pada saat saya melamar pekerjaan setelah lulus kuliah nanti.

Kebetulan,di Universitas tempat saya mengajar ada acara “informal meeting” dimana para asisten yang udah lulus berkumpul dengan para asisten yang belum lulus untuk sharing pengalaman tentang dunia kerja. Pada saat itulah, mata saya terbuka, saya melihat bahwa “tidak semua murid yang nilainya baik pasti sukses di dunia kerja”. Wisudawan setiap tahun ada puluhan ribu di seluruh Indonesia, tetapi lapangan kerja yang tersedia tidak sebanyak itu. Pada saat itulah, saya berpikir bahwa sudah saatnya bagi saya untuk mencari uang sambil kuliah. Jadi, pada saat lulus nanti, seandainya saya tidak langsung mendapatkan pekerjaan, paling tidak saya dapat bertahan hidup.

Sempat terpikir untuk membuka bisnis fotocopy di depan kampus, ingin kerjasama dengan teman-teman. Tetapi, karena terbentur faktor modal maka kami mengurungkan niat itu. Pada saat itulah, saya ingat bahwa sebenarnya saya punya satu bisnis yang sempat saya tinggalkan, yaitu Oriflame. Saya mulai mempelajari lagi sistemnya, perusahaannya dan produknya. Saya membanding-bandingkan dengan kompetitor yang ada, dan saya menemukan bahwa Oriflame is The Best. Sayapun memutuskan untuk serius menjalankan bisnis ini. Mulai pagi sampai tengah malam, saya bekerja keras. Saya mengorbankan waktu bersenang-senang saya dan puji Tuhan, akhirnya saya dapat membayar uang kuliah saya sendiri. Selain itu, pada saat saya lulus tahun 1997, saya telah menjadi seorang Director Oriflame dengan penghasilan 3x lipat dibandingkan dengan penghasilan teman-teman saya yang mulai bekerja ikut orang.
Untuk merayakan kelulusan saya, saya memutuskan untuk berjalan-jalan ke luar negri (Bangkok, Singapore dan Malaysia) bersama-sama dengan teman-teman saya. Saya bersyukur karena saya dapat membiaya perjalanan saya sendiri dari hasil kerja keras saya di Oriflame, sedangkan teman-teman saya masih minta biaya ke orang tua mereka. Sepulang dari luar negri, krisis ekonomi mulai melanda negri kita. Dampaknya adalah kerusuhan dimana-mana. Bisnis saya pun ikut terjun bebas. Dari seorang Director, saya turun menjadi seorang consultant 9%.

Saya sempat bimbang dan ragu tentang masa depan saya. Tetapi saya bersyukur bahwa walau banyak perusahaan yang tutup, Oriflame tetap bertahan karena Oriflame adalah perusahaan yang kuat (sudah berdiri puluhan tahun dan ada di puluhan negara). Saya pun bekerja lebih giat lagi. Di tengah-tengah krisis, muncullah beberapa perusahaan yang menggunakan sistem binary (kanan-kiri seimbang). Pada saat itu, saya mulai “berselingkuh” dengan iming-iming uang jutaan rupiah setiap minggunya. Awalnya, saya tidak sadar bahwa apabila saya menjalankan bisnis baru ini, maka saya akan mengorbankan orang-orang yang masuk belakangan. Saya menjalankan bisnis baru saya dengan serius dan saya dapat menempati posisi salah satu Top Leader di Surabaya. Pada tahun kedua, perusahaan baru yang saya ikuti tiba-tiba mengganti sistem kompensasi bonusnya. Hal ini membuat beberapa leader kecewa dan meninggalkan perusahaan ini. Akhirnya perusahaan ini tutup.

Pada saat perusahaan ini tutup, saya dikejar-kejar oleh kenalan-kenalan saya yang sudah terlanjur bargabung di bisnis ‘binary’ tadi, karena uang mereka belum kembali. Akhirnya saya sadar, bahwa saya salah langkah. Saya terjebak di bisnis permainan uang, dimana bisnis ini mengorbankan orang yang masuk belakangan. Saya pun kembali mempelajari sistem Oriflame dan akhirnya saya menemukan suatu pencerahan bahwa bisnis Oriflame bukanlah bisnis permainan uang seperti ‘bisnis binary’. Saya benar-benar ‘kapok’ dan kembali lagi serius menekuni bisnis Oriflame saya. Puji tuhan saya akhirnya bisa mencapai posisi Director kembali dalam waktu singkat.

Pada tahun 2000, saya telah berhasil mengumpulkan sejumlah uang dan saya memutuskan untuk mengambil S2 di Inggris. Selama saya di Inggris, ternyata bisnis Oriflame saya berkembang pesat. Salah satu Leader saya bahkan menjadi Gold Director, melebihi posisi saya pada saat itu. Bahkan dia mendapatkan hadiah perjalanan ke Hongkong dari Oriflame. Hebatnya bisnis Oriflame adalah: Selama saya di Inggris, saya tidak menjalankan bisnis ini, tetapi saya tetap memperoleh jutaan rupiah setiap bulannya.

Sepulang dari Inggris, kakak dan ibu saya menyuruh saya untuk melamar pekerjaan sebagai karyawan berbekal title S2 (Puji Tuhan, saya lulus dengan nilai yang sangat baik/distinction/cumlaude). Mereka berargumen bahwa akan lebih enak bila saya mendapat 2 penghasilan, dari Oriflame dan dari bekerja sebagai karyawan. Toh Oriflamenya udah bisa passive income... begitu kira-kira argumen kakak dan ibu saya. Terus terang saya sempat tergoda.

Untunglah sebelum memutuskan untuk bekerja sebagai karyawan, saya mengikuti acara Director Seminar Oriflame di Jakarta dan pada saat itu, Oriflame mengundang pembicara favorit no 1 di Indonesia, James Gwee. Beliau menjelaskan satu konsep yang saat ini dikenal sebagai CashFlow Quadrant. Mata saya benar-benar terbuka. Saya berpikir kalo saya bekerja sebagai karyawan, maka apabila saya tua nanti dan sakit keras, maka saya akan kehilangan pekerjaan saya. Sedangkan di oriflame, bisnisnya bisa diwariskan ke anak-cucu. Posisi dan penghasilan rutin saya pun bisa diwariskan. Hal ini membuat saya berani untuk ‘menentang’ pendapat kakak dan ibu saya. Saya pun memutuskan untuk lebih serius lagi dan FOKUS menjalankan bisnis ini.

Puji Tuhan, berkat kerja keras, fokus dan konsistensi akhirnya saya dapat mencapai posisi Diamond Director pada tahun 2006, dan saat ini saya telah mencapai posisi Double Diamond Director. Kalau saya bisa, anda pasti bisa. Sukses untuk anda. Go Diamond.

ads

Ditulis Oleh : Unknown Hari: 4:13 AM Kategori: